Senin, 14 Juli 2025

🌊 Laut Cina Selatan: Laut Strategis yang Diperebutkan Dunia

Laut Cina Selatan (LCS) bukan sekadar hamparan air asin yang luas. Di balik gelombangnya, tersimpan konflik geopolitik, kekayaan alam, dan taruhannya bukan hanya regional—melainkan global. Kawasan ini menjadi salah satu titik paling panas di Asia karena tumpang tindih klaim wilayah antara beberapa negara, termasuk Cina, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei, dan bahkan mempengaruhi posisi Indonesia.

Apa sebenarnya yang membuat Laut Cina Selatan begitu penting dan rumit? Mari kita telaah bersama.


📍 Di Mana Laut Cina Selatan?

Laut Cina Selatan terbentang dari selatan Tiongkok, membelah perairan antara Vietnam dan Filipina, melewati Malaysia, Brunei, hingga ke utara Indonesia (terutama wilayah Natuna Utara). Luasnya mencapai lebih dari 3,5 juta kilometer persegi, menjadikannya salah satu laut marginal terbesar di dunia.


💎 Apa yang Diperebutkan?

Konflik di Laut Cina Selatan berakar pada tumpang tindih klaim kedaulatan wilayah atas pulau-pulau kecil, batu karang, dan perairan sekitarnya. Beberapa alasan utama wilayah ini diperebutkan antara lain:


1. Sumber Daya Alam

  • Diperkirakan terdapat cadangan minyak dan gas bumi dalam jumlah besar di bawah dasar laut LCS.
  • Kaya akan ikan dan hasil laut, menjadikannya wilayah strategis bagi industri perikanan.


2. Letak Geostrategis

  • Sekitar sepertiga perdagangan dunia melewati laut ini, termasuk suplai energi dan barang industri.
  • Siapa yang menguasai Laut Cina Selatan, punya pengaruh besar terhadap jalur perdagangan internasional.


3. Kontrol Militer

  • Negara yang mendominasi wilayah ini bisa membangun pangkalan militer di pulau-pulau kecil, memberi keuntungan strategis dalam konflik regional.


🗺️ Siapa yang Mengklaim Apa?

Beberapa negara yang mengklaim sebagian wilayah LCS adalah:

  • Cina (Tiongkok): Mengklaim hampir seluruh wilayah LCS dengan sembilan garis putus-putus (nine-dash line), yang tidak diakui secara internasional.
  • Vietnam: Klaim atas Kepulauan Paracel dan Spratly.
  • Filipina: Klaim atas bagian baratnya (disebut sebagai Laut Filipina Barat).
  • Malaysia & Brunei: Mengklaim wilayah terdekat dengan garis pantai mereka.
  • Indonesia: Tidak mengklaim LCS secara keseluruhan, tetapi menegaskan haknya atas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di sekitar Kepulauan Natuna.


⚖️ Hukum Internasional dan Putusan Pengadilan

Pada 2016, Mahkamah Arbitrase Internasional di Den Haag menyatakan bahwa klaim Cina atas hampir seluruh Laut Cina Selatan tidak memiliki dasar hukum berdasarkan UNCLOS (United Nations Convention on the Law of the Sea).

Namun, Cina menolak putusan ini dan terus membangun pulau buatan serta fasilitas militer di wilayah sengketa.


🇮🇩 Bagaimana Posisi Indonesia?

Indonesia bukan pihak dalam sengketa utama, tetapi berada di garis depan karena wilayah perairan Natuna Utara sering dimasuki kapal nelayan dan penjaga pantai Cina.


Sikap Indonesia:

  • Menolak klaim sembilan garis putus-putus Cina.
  • Aktif memperkuat pertahanan dan patroli laut di wilayah Natuna.
  • Menjaga posisi netral, namun tegas, demi menjaga kedaulatan dan stabilitas kawasan.


🌍 Dampak Global Konflik Laut Cina Selatan

Konflik di Laut Cina Selatan bukan sekadar masalah negara-negara pesisir. Dampaknya terasa luas, antara lain:

  • Meningkatnya ketegangan militer antara Cina dan Amerika Serikat, yang sering melakukan operasi “kebebasan navigasi”.
  • Ancaman terhadap perdagangan global, jika jalur laut terganggu.
  • Perlombaan militerisasi laut, yang bisa memicu konflik terbuka di masa depan.
  • Kekhawatiran negara ASEAN, terhadap pelanggaran kedaulatan dan potensi disintegrasi solidaritas regional.


🌐 Pentingnya Diplomasi dan Hukum Internasional

Satu-satunya jalan damai menyelesaikan konflik ini adalah melalui diplomasi multilateral dan penghormatan terhadap hukum internasional. ASEAN telah mencoba mendorong pembentukan Code of Conduct (CoC) untuk Laut Cina Selatan, tetapi hingga kini belum ada kesepakatan final.


🔎 Kesimpulan

Laut Cina Selatan adalah cerminan dari dunia modern: kaya akan potensi, tapi juga sarat konflik. Sebagai negara yang menjunjung tinggi perdamaian dan hukum internasional, Indonesia berperan penting menjaga stabilitas kawasan.


Comments